Berbagi Tentang Informasi

Puasa di Jerman: Subuh Jam Dua Pagi, Maghrib Jam Sembilan Malam

Menginjak hari puasa Ramadan yang memasuki hari ketiga, apa kabar dengan perutmu? Tentu kamu masih kuat dan mampu berjuang sampai tiga puluh hari ke depan. Meskipun kadang kala saat siang mulai datang, rasa haus dahaga dan perut keroncongan adalah hal yang lazim dirasakan.
Hanya saja sebagai seorang Muslim Indonesia, kamu wajib bersyukur lho. Indonesia, hanya melaksanakan puasa selama sekitar 13 jam saja. Karena kalau kamu menjadi orang Indonesia yang tengah berada di negara-negara belahan bumi utara seperti kawasan benua Eropa dan Amerika, kamu harus siap menjalani puasa mencapai 22 jam lamanya! Wew, apakah itu benar?
Salah seorang pemuda Indonesia yang kini tengah menempuh pendidikan di Jerman, Noval Dias, menuturkan bahwa ada sebuah tantangan menjalankan ibadah puasa Ramadan di Jerman. Menurutnya, masyarakat Muslim di belahan bumi utara harus lebih mempersiapkan fisiknya menyambut Ramadan saat ini. Bayangkan saja, di Jerman rupanya Subuh muncul pada pukul 02.49 dini hari dan baru boleh berbuka saat adzan Maghrib berkumandang pukul 21.20 malam!
Penampakan matahari saat malam hari di Norwegia ©Jk
Penampakan matahari saat malam hari di Norwegia ©Jk
 
Tentu perbedaan yang sangat jauh. Mengingat kamu pukul 02.49 dini hari masih tidur dan pukul 21.20 sudah selesai salat Tarawih, sudah makan opor ayam, kolak manis serta nasi goreng dan siap tidur. Memangnya apa yang menyebabkan durasi puasa di sana sangat lama? Rupanya karena rotasi Bumi yang tidak selalu lurus dan ada kalanya miring. Kemiringan poros Bumi itu menyebbakan adanya empat musim di beberapa belahan Bumi sehingga waktu siang bisa lebih panjang saat musim panas dan malam lebih panjang saat musim dingin.
Karena kalender Hijriah berbeda dengan kalender Masehi, puasa Ramadan pun selalu maju setiap tahunnya. Sehingga pada 2015 ini, puasa Ramadan jatuh pada musim panas di belahan bumi utara sehingga waktunya panjang. Selain waktu durasi lebih panjang, muslim di Jerman harus siap dengan suhu musim panas mencapai 30ºC dan kelembapan yang lebih minim dibandingkan di Indonesia. Namun apa yang dialami Muslim Jerman lebih beruntung daripada Muslim di negara yang lebih utara seperti Norwegia dan Islandia yang karena musim panas, matahari tak tenggelam.
Untuk itulah, ulama Islam di negara-negara Skandinavia mengeluarkan fatwa pengurangan waktu puasa dengan dua pilihan yakni ikut waktu puasa Mekah atau waktu puasa negara terdekat. Meski harus menjalani puasa hampir 22 jam, beruntung Muslim di Jerman yang jumlahnya mencapai 4 juta orang mendapat dukungan dari orang-orang Non Muslim di sana. Muslim memang kelompok minoritas di sana, tapi pemeluk agama lain sangat menghargai bulan Ramadan. Jadi, selamat berpuasa untuk kamu yang ada di Eropa ya!

0 Response to "Puasa di Jerman: Subuh Jam Dua Pagi, Maghrib Jam Sembilan Malam"

Posting Komentar